Covid-19 Ancam Dunia Pendidikan
BINTUHAN - Wabah virus corona (Covid-19) yang masih menyebar luas di seluruh penjuru negeri, termasuk di Kabupaten Kaur, menimbulkan berbagai kecemasan dan kekahwatiran yang mendalam bagi dunia pendidikan. Bahkan, akibat pandemi ini bisa mempengaruhi masa depan pelajar. Demikian disampaikan Kepala SMKN 5 Kaur, Desti Yulita, M.Pd kepada Radar Kaur (RKa) saat ditemui di rungan kerjanya, kemarin (6/8). Dikatakan, ditengah kegigihan Pemerintah dalam melawan Covid-19, sejumlah langka tetap harus diambil guna mengoptimalkan jalannya dunia pendidikan dalam masa pandemi ini. Hal ini bertujuan karena situasi saat ini yang sangat serius, membuat berbagai pihak melakukan upaya terbaik agar wabah ini tidak berhasil menghentikan keberlangsungan dunia pendidikan. Jika tidak, penghasilan ilmu yang diharapkan orang tua terhadap anaknya tidak akan tercapai sebagaimana mestinya. Untuk itu, khusus untuk anak kelas XI di SMKN 5 Kaur setiap hari Senin di jadwalkan belajar praktek di rungan lab komputer dan otomotif. Sebab, hal ini bertujuan untuk mempersiapkan mental siswa yang akan melakukan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) di bulan Desember mendatang. Jika tidak, mereka tidak akan ada waktu lagi untuk mempelajari jurusan yang mereka pilih sebelumnya. "Bagaimana tidak, wabah ini sangat berdampak pada proses belajar mengajar. Seperti, seluruh siswa khususnya di SMK kami ini dalam satu hari cuma dipebolehkan 4 jam belajar tatap muka. Itupun dalam semingu setiap kelas hanya 2 hari melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)-nya. Siswa-siswa ini akan sangat sedikit memperoleh ilmu di sekolah. Padahal, di sekolah inilah tempat yang tepat untuk anak menimbah ilmu pendidikan," keluhnya. Selain itu, lebih Lanjut Desti, seluruh jenis kegiatan yang selama ini dilakukan sekarang tidak diperbolehkan lagi. Juga, anggaran dana yang sebelumnya bisa dipakai untuk keperluan sarana dan prasarana (Sarpras) yang memang masih banyak yang diperlukan untuk kepentingan sekolah, sekarang dialihkan kekeperluan penangkal Covid-19 tersebut. Mulai dari sekolah menyiapkan masker untuk siswa dan guru, alat cuci tangan dan prtokol kesehatan lainya. Ditambahkanya, karena waktu belajar tatap muka di sekolah sangat sedikit, otomatis seluruh siswa diwajibkan untuk belajar secara Online atau Daring. Namun, terkadang karena beban tugas yang diberikan selama online terlalu berat, berdampak dengan tidak seimbangnya pemahaman materi yang didapatkan oleh siswa. Hal ini akan berpengaruh terhadap mental siswa dalam jangka panjang. Bahkan ilmu yang didapatkan siswa tidak akan perna maksimal. "Sama-sama berdoa saja, semoga Allah SWT secepatnya meredahkan pandemi Covid-19 ini. Sebab, yang paling berkuasa dialam semesta ini hanya Allah SWT. Untuk itu kita hanya bisa berserah kepada-NYa," tandas Desti. (roh)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: